Ember Retak
Salah seorang petani pembawa air yang berasal dari negeri seberang memiliki dua buah ember untuk mengangkut air dari sumur ke rumahnya. Ember tersebut di jinjingnya ketika hendak dibawa kerumah. alah satu ember memiliki retak, sedangkan ember satunya masih dalam keadaan sempurna dan selalu penuh dengan air. Pada akhir perjalanan pulang dari sungai ke rumah, ember retak tiba hanya setengah penuh . Hal ini berlangsung setiap hari selama dua tahun. ember retak itu hanya membawa satu setengah ember air. Tentu saja, ember yang sempurna sangat bangga dengan apa yang telah ia lakukan. Kerja yang sempurna. Akan tetapi, ember yang retak itu merasa malu karena ketidaksempurnaanya. Ia merasa sangat sedih karena ia hanya bisa membawa air hanya setengah penuh. Setelah dua tahun, ia merasa gagal. Suatu hari di pinggir sungai, ia berbicara kepada si pembawa air, "Aku merasa malu dengan diriku, retak yang ada pada badanku telah membuat air tumpah selama perjalanan kerumah." S
Komentar
Posting Komentar